3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1
Blog Koneksi Aaantar Materi Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan
sebagai Pemimpin
Nama : Risdian Noor
CGP angkatan 10
Kab.Kutai Kartanegara
Pemahaman saya selama
mengikuti Program Calon Guru Penggerak ,
pada modul 3.1 yaitu “ Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran”. Dalam kesempatan ini saya akan membuat sedikit ulasan tentang
koneksi antar materi dari materi sebelumnya yang sudah dipelajari selama mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak. Melalui pemahaman sebuah kalimat yang
dikemukakan oleh Bob Talbert bahwa “ Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best “ yang bermakna , mengajarkan anak menghitung
itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama merupakan hal yang
terbaik".
Berdasarkan kutipan
tersebut , apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang saat ini saya pelajari
?
Ø
Selama mengikuti
pendidikan calon guru penggerak menghantarkan saya pada sebuah
pemahaman yang mulai kompleks terhadap peran “Guru”. Pendidikan menjadi
point utama dalam membangun peradaban yang beretika, menjadikan generasi
penerus bangsa tumbuh dengan bijaksana. Selaras dengan sekolah sebagai
institusi moral, sekolah harus terus tumbuh dan menyesuaikan dengan peradaban
zaman. Guru sebagai pendidik harus terus menuntun, mengembangkan, membina, dan
memimpin sekolah-sekolah. Menjadi sekolah sebagai sekolah well being, sehingga murid
merasa nyaman, betah dan bahagia. Selalu mendukung setiap tumbuh dan kembang
perilaku murid sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan Profil Pelajar
pancasila.
Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat
memberikan dampak pada lingkungan kita ?
Ø
Dengan nilai-nilai bebajikan dari “Ing Ngarso Sung
Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani dan dengan berprinsip pada
filosofi Pratap triloka, maka seorang guru akan lebih mudah dalam membuat suatu
keputusan. Dalam membuat keputusan seorang guru tidak serta merta berfikir
dengan satu prinsip saja. Namun beberapa prinsip seperti prinsip hasil akhir,
peraturan, dan rasa peduli. Ada 3 prinsip yang harus diterapkan ketika
melakukan pengambilan keputusan, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Bagaimana
Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajar yang memiliki kewenangan
untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan berpihak kepada
murid.Dengan pengalaman dan wawasan yang sudah saya miliki selama mengikuti
CGP, saya berharap mampu untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan semua
stakeholder yang ada di sekolah sehingga
dapat menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Proses pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Karena
tidak ada pihak yang dirugikan. Sehingga hasil akhirnya sesuai denga apa yang
diinginkan. Selain itu juga menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan
yaitu :
a.
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
b.
Menentukan siapa yang terlibat
c.
Mengumpulkan fakta
d.
Pengujian benar atau salah
e.
Melakukan prinsip resolusi
f.
Investihasi opsi trilema
g.
Buat keputusan
h.
Melakukan refleksi
Bagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani patut menjadi pegangan bagi seorang guru, agar mampu
mengambil keputusan untuk dapat berdiri di depan menjadi dan memberi teladan
bagi peserrta didik, berdiri di tengah-tengah membangkitkan semangat, dan di
belakang memberi dorongan. Filosofi ini akan menanamkan nilai-nilai yang akan
menjadi panutan bagi peserta didik, untuk dapat tumbuh dan berkembangan menjadi
manusia yang mandiri, selamat dan bahagia. Dengan memegang teguh Filosofi Ki
Hajar Dewantara maka seoarang guru akan memiliki pertimbangan yang matang dalam
mengambil keputusan terkait permasalahan yang di temui demi keberpihakkan
terhadap muri.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Filosofi Ki Hajar Dewantara akan menanamkan nilai-nilai
kebajikan dalam diri seorang guru. Sebagai pemimpin pembelajaran atau sebagai
pemimpin dalam pengembangan sekolah, nilai-nillai kebajikan tersebut akan
berdampak pada prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai tersebut
akan menjadi potensi dalam mengenali dan menganalisis suatu permasalahan
sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikannya. Seperti
nilai berkolaborasi, nilai tersebut akan menuntun guru dalam mengahadapi setiap
permasalahan dengan bermusyawarah, kemudian nilai reflektif sehingga mampu
memaknai pengalaman yang terjadi dalam lingkungan sekolah.
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut
telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya ?Guru dengan
perannya sebagai pemimpin tentu akan sangat memungkinkan dihadapkan pada sebuah
dilema atau bahkan bujukan moral. Pengambilan keputusan antara benar lawan
benar, atau benar lawan salah. Teknik coaching dirasa adalah strategi yang
tepat sebagai upaya dalam membantu proses pengambilan keputusan. Coaching akan
menjadi strategi yang menuntun dan membimbing seseorang dalam me sebuah
permasalahan, namun orang itu sendiri yang akan memaksimalkan potensi dirinya
demi menemukan jalan keluar dari permasalahannya. Teknik coaching TIRTA sangat
efektif untuk dikombinasikan dengan pengambilan keputusan yang berpedoman pada
9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Aspek sosial emosional akan turut andil dalam menuntun
seseorang mengambil keputusan. Guru sebagai pemimpin haruslah mampu mengenali
dan mengasah keteramilan sosial emosionalnya. Baik atau tidaknya keterampilan
sosial emosioal seorang guru akan menentukan bagaimana teknik penyelesaian
suatu dilema etika yang dihadapi. Keterampilan sosial emosional akan menuju
pada cara-cara yang kolaboratif antara guru dan murid, maupun guru dengan guru
dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek
sosial emosionalnya. Dengan aspek tersebut guru dapat mempertimbangkan hasil
pengambilan keputusannya yang dilandasi oleh pengelolaan diri, kesadaran diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab yang tentunya berhubungan langsung dengan keputusan yang well
being.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika difokuskan pada kesadaran diri atau self awareness serta keterampilan
berelasi dalam mengambil sebuah keputusan. Kita dapat berpedoman pada sembilan
langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk
memastikan apakah permasalahan tersebut termasuk dilema etika yang merupakan
masalah benar lawan benar atau merupakan kasus bujukan moral yang berarti benar
lawan salah. Jika masalah adalah kasus bujukan moral maka tentu dengan
nilai-nilai kabjikan yang ada dalam diri seorang pemimpin kita semestinya
berpegang teguh pada nilai kebenaran.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang sering dihadapkan dalam menghadapi dilema
etika adalah perbedaan sudut pandang, cara berfikir, daan perbedaan
keterampilan sosial emosional.
Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita?
Pengaruhnya pada perubahan pada diri saya dalam praktik nyata
di sekolah, bahwa pada akhirnya pelaksanaan pembelajaran yang memerdekakan
murid dengan menerapkan filosofi KHD, penerapan inquiri apresiatif, BAGJA,
pembelajaran berdiferensiasi, KSE sangatlah membantu saya dalam mngambil sebuah
keputusan karena didasari dengan prinsip-prinsip ilmu tersebut dan dilakukan
dengan tekhnik coaching dalam mencari akar permasalahannya. Sehingga
pengambilan keputusan tidak merugikan anak dan berpihak kepada murid.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini
dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
a.
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembelajaran
modul ini adalah bahwa segala Tindakan yang akan kita ambil untuk menentukan
sebuah keputusan haruslah berpedoman kepada Filosofi KHD yaitu patrap
triloka.
b.
Penerapan Inquiri Apresiatif, Pembelajaran
Berdiferensiasi, serta pengendalian diri guru dalam emosi dengan menerapkan KSE
dapat membantu saat melkukan tekhnik coaching serta mencari tau permasalahan
yang dihadapi siswa maupun guru untuk menangani sebuah permasalahan serta dapat
mencari sebuah solusi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
c.
Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus
didasari pada kesadaran penuh (mindfulness) dalam upaya memfasilitasi murid
menjadi bagian dari Profil Pelajar Pancasila.
d.
Dalam upaya mewujudkan profil pelajar pancasila,
terkadang akan ditemui kondisi dilema etika dan bujukan moral, maka dari itu
diperlukan kemampuan menganalisa permasalahan tersebut, baik itu paradigma
dilema etika, memikirkan dan memilih penyelesaian sesuai dengan prinsip
pengambilan keputusan dan melakukan pengujian pengambilan keputusan. sembilan
langkah strategi pengambilan dan pengujian keputusan dalam memecahkan
permasalahan agar keputusan tersebut berpihak pada murid serta demi terwujudnya
iklim merdeka belajar.
1.
Keterkaitan antara modul 3.I dengan modul 1 ?
a.
Keterkaitan dengan modul 1.1
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin harus sesuai dengan
filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu Pratap Triloka, Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri
handayani.
b.
Keterkaitan dengan modul 1.2
Dalam pengambilan keputusan harus didukung oleh nilai dan
peran guru pada setiap pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran
yang berpihak kepada murid.
c.
Keterkaitan dengan modul 1.3
Pada modul ini sangat mendukung kemampuan guru dalam
melakukan pengambilan keputusan terkait pembuatan visi misi yang akan mendukung
terwujudnya murid yang berkarakter sesuai dengan peofil pelajar Pancasila.
d.
Keterkaitan dengan modul 1.4
Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus
memperhatikan atau menghadirkan budaya positif dalam proses dan hasul akhir
dari pengambilan keputusan tersebut.
2.
Keterkaitan antara modul 3.I dengan modul 2 ?
a.
Keterkaitan dengan modul 2.1
Seorang guru
harus mampu melakukan pengambilan keputusan yang terbaik terutama dalam
penyusunan pembelajaran yang berpihak pada murid. Salah satunya ketika
memutuskan untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi.
b.
Keterkaitan dengan modul 2.2
Pada saat
pengambilan keputusan seorang pemimpin harus dalam keadaan kesadaran penuh
(maindfulness).
c.
Keterkaitan dengan modul 2.3
Untuk
pengambilan keputusan dapat juga melakukan coaching. Karena teknik coaching ini
lebih efektif dilakukan.
3.
Hal yang sudah saya pelajari dari modul 3.1 ini antara
lain :
a.
Dilema etika dan bujukan moral
b.
4 paradigma pengambilan keputusan
c.
3 prinsip pengambilan keputusan
d.
9 langkah uji coba dalam pengambilan keputusan
Bergerak, Tergerak dan Menggerakkan
Menuju Indonesia Maju
